Analisa Fundamental banyak digunakan investor saham untuk memilih saham-saham mana yang layak dikoleksi untuk jangka panjang (5 tahun ke atas). Mengapa kita perlu mengetahui analisa fundamental saham ? Karena kita perlu mengetahui value perusahaan yang tidak bisa diukur dengan harga sahamnya saja.
Suatu saham seharga 500 rupiah belum tentu memiliki value yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan harga 100 rupiah. Jika kita analogikan dengan rumah, maka kita bisa mengetahui sebuah rumah dihargai mahal atau murah dengan cara membandingkan harga rumah tersebut dengan rumah-rumah di sekitarnya dengan komplek yang sama, isi perabotannya, letak dan bentuk rumah maupun luas tanah dan bangunannya.
Di saham sendiri kita juga bisa mengetahui secara singkat apakah saham dengan harga tertentu termasuk murah (biasa kita sebut undervalue) atau termasuk mahal (overvalue). Di sini kita akan jelaskan 3 rasio dasar yang biasa digunakan untuk memvaluasi harga saham.
3 Rasio dasar dalam menganalisa fundamental perusahaan:
1. PER (Price To Earning Ratio): Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih per lembar saham dengan harga saham perusahaan tersebut. Semakin kecil angka PER semakin bagus secara performanya
Rumus dari PER sendiri adalah harga saham dibagi dengan EPS (Earning Per Share).
Untuk EPS sendiri rumusnya adalah Laba Bersih Perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Misalkan saham perusahaan XYZ sekarang di harga 500 rupiah, mempunyai laba bersih setahun 10M rupiah dengan jumlah lembar saham yang beredar sebanyak 500juta lembar.
Maka , EPS = 10M / 500juta = 20 rupiah / lembar saham
Jika EPS = 20 maka PER = 500 / 20 = 25x
2. PBV (Price To Book Value): Rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga buku perusahaan dengan harga saham perusahaan. Harga buku perusahaan didapat dari jumlah equity / asset bersih perusahaan dibagi dengan total lembar saham yang beredar. Semakin kecil angka PBV semakin murah secara performanya
Rumus dari PBV sendiri adalah harga saham dibagi dengan Book value.
Untuk Book value sendiri rumusnya adalah Equity / asset bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Misalkan saham perusahaan XYZ sekarang di harga 500 rupiah, mempunyai 500juta lembar saham yang beredar, mempunyai Aset sebanyak 100M dan hutang sebanyak 10M.
Maka , Book Value = (Aset – Hutang) / jumlah saham yang beredar = 25M / 500jt = 180 rupiah
Jika Book value = 180, maka PBV = 500 / 180 = 2,78x
3. ROE (Return On Equity): Rasio yang menunjukkan perbandingan keuntungan yang diperoleh berbandingkan equity / asset bersih perusahaan. Semakin besar ROE maka semakin menguntungkan investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut
Rumus dari ROE sendiri adalah laba bersih perusahaan dibagi dengan equity / asset bersihnya dikalikan dengan 100.
Misalkan saham perusahaan XYZ mempunyai Aset sebanyak 100M dan hutang sebanyak 10M, serta laba bersih setahun sebesar 10M rupiah.
Maka ROE = Laba Bersih / (Aset – Hutang) * 100 = 10M / 90M * 100 = 11,1%