Target Alfamart (AMRT) hingga Rencana Bank Digital

Target Alfamart (AMRT) hingga Rencana Bank Digital

Jumat, 07 Mei 2021

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), perusahaan pemegang ritel modern Alfamart akhirnya memberikan jawaban terkait dengan isu yang berkembang tentang investasinya pada PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).

Sebelumnya, terdapat isu yang melibutkan kedua emiten tersebut mengenai AMRT maupun BANK dalam melakukan right issue. Namun, Presdir Sumber Alfaria A. Hans Prawira menyatakan perusahaan akan bermitra bisnis dengan bank digital Aladin tersebut. Hal ini sama dengan yang dilakukan AMRT saat menjalin kerja sama dengan emiten-emiten lainnya.

Hans menjelaskan bahwa pihaknya masih tahap penjajakan eksplorasi serta melihat peluang emiten tentang apa yang strategis dengan mereka. Sehingga, Kemitraan dengan Aladin jangan diartikan sebagai penyertaan modal.

Menurut Hans, kemitraan tersebut masih disebut masih dalam tahap diskusi. Ia menunjukkan bahwa AMRT dengan bank Aladin maupun fintech lain dapat kerja sama dalam banyak hal mulai dari segi pembayaran maupun pendanaan (lending and funding).

Selanjutnya, kerja sama dengan Bank Aladin tidak lepas dari statusnya sebagai bank syariah. Kerja sama ini dinilai cukup relevan dengan pelanggan Alfamart. Terdapat isu yang berkembang sebelumnya bahwa hasil right issue AMRT akan dipakai untuk aksi penyertaan modal ke Bank Aladin. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (6/5/2021), emiten AMRT sendiri telah mendapat izin dari para pemegang saham untuk melakukan right issue.

Manajemen pengelola Alfamart sebelumnya menyatakan dana dari right issue akan digunakan untuk investasi kepada emiten teknologi guna mendukung kegiatan usaha utama dan belanja modal untuk mengembangkan kegiatan usaha baru.

Hans menilai bahwa perusahaan melihat bisnis ritel tidak akan lepas dari perkembangan teknologi digital ke depannya. Rencana ini bukanlah untuk mengubah haluan bisnis perusahaan di bidang peretel. Kerja sama ini justru bertujuan untuk memperkuat bisnis perseroan saat ini dan bukan untuk diversifikasi usaha.

Hans menegaskan bahwa saat ini belum ada info lain yang bisa diberikan sehubungan dengan penyertaan modal di emiten manapun maupun terkait right issue. Setelah kemarin memperoleh restu pemegang saham untuk right issue, emiten memiliki waktu 12 bulan untuk melakukan aksi korporasi tersebut.

Di tengah-tengah cepatnya perkembangan teknologi digital, permintaan right issue yang lebih cepat menjadi upaya emiten untuk menangkap peluang. Begitu juga dengan ukuran emisi dan komitmen pemegang saham. Perseroan menyebutkan belum bisa memberi informasi lebih dari yang sudah disampaikan pada BEI. Dalam keterbukaan informasi di BEI, AMRT berencana menerbitkan HMETD paling banyak 5 juta saham dengan nominal Rp 10.

Pelaksanaan HMETD disebut tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan RUPSLB yang telah dilakukan pada 6 Mei 2021.

Adapun pada momen Ramadan dan Lebaran 2021, pendapatan AMRT mulai kembali pada level seperti sebelum pandemi walaupun belum pulih sepenuhnya. Menurut Hans, menguatnya kinerja penjualan pada momen Ramadan-Lebaran 2021 disebebakan oleh efek low base atau karena penjualan menyentuh titik rendah pada Ramadan-Lebaran tahun 2020.

AMRT mencatatkan kenaikan penjualan sekitar 15% - 20% dibandingkan kondisi normal saat Ramadan-Lebaran sebelum pandemi. Ketika PSBB diberlakukan tahun lalu, pengelola gerai Alfamart hanya mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 6% - 7% di momen yang sama.

Trijaya Tomin Widian, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Sumber Alfaria menambahkan pada tahun 2021 ini emiten memasang target pertumbuhan yang moderat dengan harapan akan lebih baik dibanding tahun 2020. Karena proses vaksinasi yang telah berlangsung, masyarakat jadi lebih percaya diri untuk melanjutkan aktivitas berlanja di gerai Alfamart.

Guna mendorong kinerja, AMRT telah menyiapkan belanja modal (capex) senilai Rp 2,5 T – Rp 3 T. Sebagian capex tersebut akan digunakan unruk membuka gerai baru sebanyak 650-850 gerai serta perpanjangan masa sewa gerai yang berakhir tahun 2021.

Pada laporan keuangan tahunan 2020 AMRT mencatat pendapatan senilai Rp75,82 T. Hal ini naik 3,95% secara year-on-year (yoy) dari tahun 2019 sebesar Rp 72,94 T. Meskipun pendapatan meningkat, meningkatnya beban juga membuat laba AMRT tercatat senilai Rp1,06 T pada 2020 atau turun 4,58% dibandingkan 2019 senilai Rp 1,11 T.


Sumber: market.bisnis.com

Perusahaan BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk. berencana menamb...

Di tahun 2021 ini, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (A...

Sejak kuartal II di 2021 ini, PT Bukit Asam Tbk mengaku seda...

Bank Banten menyatakan ke depannya telah siap melakukan akse...

Naiknya harga bitcoin yang menjadi perhatian bank sentral d...

Send Message