Update IHSG 7 Mei 2021 ditutup melemah sebesar -0,7% di level 5928 pada akhir pekan ini. Penguatan IHSG di awal sesi tidak mampu dipertahankan dan harus ditutup melemah di sesi akhir. Investor cenderung mengamankan posisi mereka menjelang libur Sabtu Minggu dan kondisi market yang masih sepi transaksi. Asing sendiri hingga penutupan masih membukukan aksi beli bersih sebanyak 75M dengan total transaksi 1 Minggu sebanyak net buy 880M di pasar regular.
IHSG yang masih dalam zona sideways masih berusaha menguji support di 5860 dengan target resisten terdekat di level 6100.
Berikut adalah saham-saham yang menjadi top gainer dari IHSG hari ini.
- WAPO mengalami kenaikan sebesar 35,00%  
- AGRS mengalami kenaikan sebesar 25,00%
- BAJA mengalami kenaikan sebesar 24,49%
Saham-saham yang menjadi pemberat IHSG karena penurunannya adalah sebagai berikut :
- KOBX mengalami penurunan sebesar 6,93%
- KOTA mengalami penurunan sebesar 6.83%
- SKRN mengalami penurunan sebesar 6.83%
Saham yang paling banyak dibeli oleh asing hari ini adalah BBNI sebanyak 148M disusul oleh saham ANTM dengan akumulasi sebanyak 72M dan ketiga adalah saham INCO dengan transaksi sebanyak 62M. Sementara itu, saham TOWR tercatat paling banyak dijual oleh asing sebanyak 66M.
Highlight Hari ini :
Saham berbasis besi dan baja hari ini mengalami kenaikan signifikan untuk 2 emitennya yaitu BAJA dan GDST. Saham BAJA naik ARA 24,5% dan GDST naik sebanyak 20,4%. Kenaikan 2 emiten ini didukung dengan volume transaksi yang melonjak signifikan. Sementara itu, emiten berbasis besi baja plat merah yaitu KRAS malah melemah sebanyak -3,8% ditutup di level 640.   
Kenaikan harga nikel berturut-turut hingga di level 17.900an membuat saham berbasis nikel yaitu ANTM dan INCO kompak menguat dan diborong asing. PT. Aneka Tambang ditutup di level 2620 sementara INCO ditutup di level 5100. Jika pemulihan ekonomi dunia terus berlangsung dan harga nikel masih menguat bahkan bisa menembus level 18.000an, maka potensi 2 emiten ini untuk melanjutkan rally-nya masih terbuka lebar.
Saham superholding MNC Group yaitu MNCN ditutup melemah -3,7% di level 905. Pelemahan ini mendekatkan harga emiten ini di level 800an dengan support ada di angka 845. Apabila saham ini mendekati area support, maka saham ini cukup menarik untuk dikoreksi seiring dengan penurunannya yang sudah terlalu tajam. Bapak investor Indonesia Lo Kheng Hong juga mengakumulasi salah 1 saham anak perusahaan MNC Group yaitu BMTR yang pada Jumat ini ditutup di level 266.
Disclaimer On, semua analisa saham yang dibagikan hanya merupakan informasi, semua resiko dan keputusan investasi ada di masing-masing investor.