Akuisisi saham Freeport sebesar 51% yang telah dilakukan pemerintah, saat ini mulai membuahkan hasil. Hal ini nampak pada laporan keuangan konsolidasian induk perusahaan tambang milik pemerintah, Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Berdasarkan Keputusan Kementerian BUMN, MIND ID merupakan induk usaha dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Inalum (Persero). Gabungan perusahaan BUMN ini baru saja mencatatkan pertumbuhan kinerja yang spektakuler sepanjang tahun 2020.
Menurut laporan publikasi, MIND ID berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp 1,8 T pada tahun lalu atau meningkat 7,318% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp24,5 M. Meroketnya laba bersih ini merupakan hasil dari upaya manajemen melakukan pembenahan pada operasional perusahaan.
Sepanjang tahun 2020, perusahaan yang dipimpin Orias Petrus Moedak ini berusaha mendorong penerapan tata kelola industri pertambangan yang disesuaikan dengan pandemi di seluruh Grup MIND ID. Pada sisi operasional, seluruh anggota Grup MIND ID berupaya meningkatkan efektivitas kinerja produksi dan penjualan, efisiensi, dan inovasi.
Manajemen perusahaan melakukan berbagai upaya guna mengoptimalkan peluang pertumbuhan, mempertahankan daya saing, sambil memastikan pelaksanaan protokol kesehatan berdampak signifikan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) tahun 2020 mencapai Rp11,3 T atau meningkat 33,8% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 8,4 T.
Tidak hanya itu, MIND ID juga berusaha memastikan efektivitas kinerja produksi dan penjualan untuk seluruh komoditas mineral seperti emas dan jasa pemurnian logam mulia, logam timah dan tin solder, batu bara, feronikel, aluminium dan bijih nikel. Hasilnya, laba kotor tahun 2020 mencapai Rp11,6 T dan laba usaha sebesar Rp5,1 T.
Emiten juga terus meningkatkan portofolio pengelolaan komoditas mineral lewat akuisisi guna meningkatkan pertumbuhan bisnis. Hasil dari serangkaian kerja keras tersebut terefleksi pada laba bersih tahun 2020 yang mencapai Rp 1,8 T atau meningkat 7.318% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp 24,5 M.
Peningkatan laba yang signifikan tidak lepas dari peningkatan pendapatan grup yang mencapai Rp66,6 T sepanjang tahun 2020. Kontribusi terbesar pendapatan perusahaan berasal dari komoditas emas 29,1% batu bara 25,9%, dan timah 21,5%. Sedangkan bijih nikel berkontribusi sebesar 2,9%, aluminium 9,8%, feronikel 7%, dan lainnya sebesar 3,7%.
Sumber: investor.id