Pada kuartal pertama 2021, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mencatatkan penurunan pendapatan hingga 55.42% sebesar US$ 46.54 juta dibandingkan periode sama pada 2020 yaitu senilai US$ 103.78 juta. Penurunan tersebut memicu pembukuan rugi bersih hingga akhir Maret 2021.
Penurunan pendapatan MDKA berimbas pada penurunan beban pokok pendapatan hingga 29.53% menjadi US$ 48.77 juta dari US$ 69.21 juta pada periode sama tahun 2020. Tak pelak, perseroan mencetak rugi kotor perseroan hingga US$ 2.22 juta, dibandingkan laba kotor tahun sebelumnya di US$ 34.56 juta.
Hingga Maret 2021 lalu, MDKA juga mencatatkan rugi usaha sebesar US$ 8.88 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu US$ 29.39 juta.
Perseroan juga mencatatkan rugi sebelum pajak sejumlah US$ 8.72 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu US$ 24.9 juta, sebelum pajak.
Dengan penurunan kinerja keuangan tersebut, MDKA mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal pertama 2021 sebesar US$ 4.98 juta dibandingkan tahun sebelumnya US$ 14.97 juta.
Hingga kuartal pertama 2021, total aset MDKA mencapai US$ 1.16 M, dengan liabilitas hingga US$ 438.94 juta, dan ekuitas sebanyak US$ 721.82 juta. Namun demikian, perseroan terus berupaya untuk menjaga struktur permodalan yang optimal untuk dapat menopang pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
Sebelumnya, MDKA yang merupakan emiten pertambangan emas, perak, tembaga, dan mineral ini berniat untuk menggelar pembelian kembali (buyback) sebanyak-banyaknya 229033658 saham atau sekitar 1% dari modal disetor perusahaan. Dana yang dianggarkan untuk aksi korporasi tersebut mencapai Rp 530 M, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya.
Manajemen MDKA mengatakan bahwa pertimbangan buyback untuk memberikan fleksibilitas yang memungkinkan perusahaan guna menjaga stabilitas harga saham jika harga tersebut tak mencerminkan nilai atau kinerja.
Tindakan buyback juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan program insentif jangka panjang atau long term incentive (LTI) bagi karyawan, direksi, dewan komisaris perseroan, sehingga anak perusahaan dapat memicu kinerjanya.
Buyback akan dilaksanakan terhitung sejak memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui RUPSLB pada 25 Mei 2021 mendatang. Aksi korporasi tersebut akan digelar dalam waktu 18 bulan atau selambat-lambatnya tanggal 25 November 2022.
Sumber: investor.id