PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF), emiten BUMN farmasi, tengah menyiapkan tujuh proyek besar sebagai upaya pengembangan kemandirian produk alat kesehatan di Indonesia.
Enam diantaranya adalah proyek pengembangan produk, dan satu lainnya proyek pendukung. INAF menyiapkan dana untuk pembiayaan investasi sebesar Rp 169.86 M dan modal kerja Rp 30 M atau totalnya sekitar Rp 200 M.
Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, mengatakan bahwa sekitar 75% dari seluruh investasi akan menuju ke alat kesehatan. Dana seluruh investasi diperoleh dari PMN holding INAF.
Perseroan tengah melakukan pembangunan pabrik Melt Blown senilai Rp 14.86 M. Pabrik bahan baku masker seluas 20 ha di Cibitung dengan modal kerja Rp 5 M. Pabrik Hospital Furniture senilai Rp 15 M dan modal Rp 5 M, pabrik sarung tangan atau gloves dengan nilai pembiayaan investasi Rp 20 M, serta pabrik Catheter dengan nilai pembiayaan investasi Rp 50 M dan modal Rp 10 M.
Selain itu, perseroan juga mengembangkan produk Natural Extract dengan nilai pembiayaan investasi Rp 30 M. Untuk pengembangan Central Processing Facility dengan nilai pembiayaan investasi hingga Rp 30 M dan modal kerja Rp 10 M. Untuk Supporting Function dengan nilai pembiayaan investasi Rp 50 M.
INAF menargetkan semua fasilitas produksi dan pendukung telah selesai dan siap beroperasi pada awal 2022 mendatang. Indofarma juga menggenjot pasar ekspor, termasuk ke negara Afghanistan, Vietnam, Timur Tengah, dan Singapura. Sementara itu, produk Natural Extract akan dijajakan ke wilayah Amerika dan Eropa.
Hingga akhir tahun 2021, Indofarma menargetkan penjualan sebesar Rp 2.5 T, meningkat sebesar Rp 1.7 T dari tahun sebelumnya. Laba bersih senilai Rp 40 M, juga naik dari Rp 27.58 M dari tahun 2020.
Komposisinya, 50-55% berasal dari farma, dan 45-50% dari alat kesehatan.
Hingga kuartal pertama 2021, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 373.20 M, naik 152% dari Rp 148.16 M, pada periode sama tahun 2020 lalu. Peningkatan penjualan bersih terutama ditopang penjualan segmen ethical sebesar Rp 191.87 M dan alat kesehatan sebesar Rp 175.49 M.
Keberhasilan peningkatan penjualan berkontribusi positif pencapaian laba bersih perseroan sebesar Rp 1.8 M, setelah merugi bersih Rp 21.43 M pada periode sama di 2020.
INAF berupaya meningkatkan kinerja penjualan pada kuartal pertama 2021, melalui strategi penjualan obat ethical dan alat kesehatan terkait Covid-19.
Sumber: investor.id