Pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi), Harga emas semakin meningkat dengan kenaikan hampir 1%, mendekati level US$ 1900 per ounce. Angka ini merupakan level tertinggi lebih dari empat bulan. Melemahnya dolar dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi penyebab naiknya emas.
Terjadi pelonjakan sebesar US$ 13,50 atau 0,72% menjadi closing pada US$ 1.898 per ounce pada kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange. Pada Senin (24/5/2021), emas naik di kisaran US$ 7,8 atau 0,42% menjadi US$ 1.884,50 per ounce.
Berdasarkan laporan Conference Board yang berbasis di AS pada Selasa (25/5/2021) mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 117,2 pada Mei dari sebelumnya 117,5 pada April. Lebih lemah dari perkiraan.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berada di dekat posisi terendah 4,5 bulan, menyebabkan harga emas lebih terjangkau. Sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS berada di level terendah selama dua minggu.
Pernyataan pembuat kebijakan Fed telah mengurangi kekhawatiran inflasi dan kembali menegaskan bahwa kebijakan moneter longgar saat ini akan tetap berlaku. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir mengatakan bahwa emas memiliki peluang bagus untuk mencapai US$ 2.000 selama paruh kedua tahun 2021.
Adapun logam mulia lainnya seperti perak untuk pengiriman Juli juga naik 15,1 sen atau 0,54% menjadi US$ 28,056 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli juga naik dari US$ 19,30 atau 1,64% menjadi US$ 1.196,90 per ounce.
Sumber: investor.id