Perusahaan BUMN, PT Krakatau Steel Tbk. menargetkan pendapatan sebesar Rp 28 triliun pada 2021 ini. Mengalami peningkatan sebesar 43% dibandingkan tahun lalu.
PT Krakatau Steel pada 2020 lalu mencatat laba bersih sebesar US$ 22,64 juta atau setara dengan Rp 326 miliar yang dipengaruhi oleh penataan kembali dari perseroan.
Silmy Kalim selaku Direktur Utama PT Krakatau Steel mengatakan bahwa penataan kembali dan transformasi yang berakibat pada efisiensi serta peningkatan produktivitas yang sangat berpengaruh pada pendapatan laba PT Krakatau Steel 2020 lalu.
Selasa (25/5/2021), Silmy mengatakan dalam keterangan resmi bahwa dengan PT Krakatau Steel yang semakin produktif dan efisien, ia menjadi lebih kompetitif dalam melakukan aktivitas usaha yang berdampak pada peningkatan kinerja.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian 2020 lalu, perusahaan dengan kode saham KRAS ini membalik kerugian pada tahun 2019 sebesar US$ 505,39 juta menjadi laba sebesar US$ 22,64 juta.
Tetapi, perusahaan tersebut justru membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 4,93% dari US$ 1,42 miliar pada 2019 lalu menjadi US$ 1,35 miliar atau setara dengan Rp 19,44 triliun pada tahun lalu.
Efisiensi pada perusahaan tersebut menjadikan perseroan mampu menurunkan biaya operasional sebesar 41% pada tahun lalu, dari Rp 4,8 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 2,8 triliun.
Selain itu, dalam rilis resmi juga disebutkan terdapat penurunan biaya energi sebesar 46% menjadi Rp 295 miliar, penurunan biaya utility sebesar 27% menjadi Rp 564 miliar, dan juga penurunan biaya consumable dan sparepart masing-masing sebesar 61% menjadi Rp 230 miliar dan sebesar 59% menjadi Rp 65 miliar.
Silmy juga mengatakan bahwa perseroan menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 43% pada 2021 ini mencapai sebesar Rp 28 triliun karena semakin membaiknya kinerja.
Silmy mengatakan bahwa ia menargetkan pendapatan meningkat sebesar 43% untuk tahun 2021 ini yaitu sebesar Rp 28 triliun. Dengan segala perbaikan fundamental ini, ia meyakini PT Krakatau Steel bisa mempertahankan keuntungan pada tahun-tahun mendatang.
Sementarara itu, pada Kamis (27/5/2021) Silmy Karim melakukan pembelian saham perseroan dalam jumlah besar.
Dalam laporannya ke OJK dan BEI, Silmy menyebutkan bahwa dirinya pada hari ini membeli sebanyak 315.000 saham KRAS dengan harga Rp 635. Total transaksi mencapai sebesar Rp 200,02 juta.
Silmy juga memaparkan bahwa tujuan transaksi investasi dengan kepemilikan saham langsung.
Setelah transaksi, Silmy pun memegang sebanyak 1.473.300 saham atau 0,0076% saham KRAS, dari sebelumnya sebanyak 1.158.300 saham atau 0,0059% saham KRAS.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham KRAS koreksi 10 poin atau 1,59% menjadi Rp 620. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 11,99 triliun dan valuasi PER sebanyak 36,03 kali. Sepanjang tahun ini, saham KRAS mengalami kenaikan sebesar 44,86%.
Sumber: market.bisnis.com