Kuartal Pertama 2021, Laba Double Digit Link Net

Kuartal Pertama 2021, Laba Double Digit Link Net

Selasa, 08 Jun 2021
PT Link Net Tbk (LINK) berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 249.02 M pada kuartal pertama 2021 ini. Raihan tersebut naik 25.95% dibandingkan Rp 197.70 M pada periode yang sama tahun 2020. Laba per saham dasar pun tumbuh double digit sebesar 30% menjadi Rp 91 dari Rp 70.

President Director & Chief Executive Officer (CEO) Link Net, Marlo Budiman, menyatakan bahwa perusahaannya telah memulai tahun 2021 dengan pertumbuhan double digit pada kuartal pertama. Hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen Link Net sukses menumbuhkan pendapatan seiring pengelolaan biaya yang tepat. Ia menambahkan bahwa proyek migrasi Link Net telah sesuai dengan jadwal dan berlanjut. Pada akhir Mei lalu, Link Net berhasil menyelesaikan sekitar sepertiga dari keseluruhan proyek.

Pada kuartal pertama 2021, pelanggan baru Link Net bertambah 20 ribu menjadi 859 ribu. Perseroan pun menambahkan 49 ribu home passes ke dalam jaringannya, sehingga saat ini berjumlah 2.72 juta. Pendapatan rata-rata per pelanggan (average revenue per user/ARPU) stabil di Rp 358000.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, grup perseroan dihadapkan pada pertumbuhan jumlah pelanggan di tengah kelangkaan chipset global, yang berakibat pada ketersediaan stok customer premises equipment (CPE), bagian dari peralatan untuk instalasi. Grup pun mengantisipasi dengan membeli CPE berjumlah cukup besar untuk memenuhi kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan.

Perusahaan pun menjalin kerja sama dengan beberapa vendor untuk menjamin ketersediaan CPE agar grup tetap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dalam kondisi kelangkaan chipset global. Di kuartal pertama tahun 2021 ini, Marlo Budiman menyatakan bahwa Link Net mencatatkan angka pendapatan mencapai Rp 1.06 T, naik 11.44% dari periode yang sama 2020 sebesar Rp 958.99 M. Laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) melonjak 21.1% menjadi Rp 624 M pada kuartal periode 2021, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 516 T.

Beban pokok pendapatan emiten Grup Lippo ini sedikit meningkat menjadi Rp 215.04 M dibandingkan dengan Rp 210.79 M, tahun sebelumnya.

Beban penyusutan yang naik menjadi Rp 253.79 M dari posisi Rp 198 M tahun lalu dan beban amortisasi menjadi Rp 12.65 M dari 10.6 M. Total aset naik 16.79% menjadi Rp 9.11 T dari sebelumnya Rp 7.80 T.

Untuk tahun 2021 ini, anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 500 M hingga Rp 2.5 T. Angka ini agak turun dari rencana awal Rp 3 T, namun lebih besar dari alokasi capex 2020 sebesar 1.8 T.

Sebagian besar capex anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) akan dialokasikan untuk meneruskan proyek migrasi jaringan dari tiang listrik ICON+ milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke tiang milik sendiri.

Dengan jaringan 23 kota, Link Net akan melakukan ekspansi jaringan ke kota lain. Beberapa kota yang telah dijangkau Link Net, yakni Jabodetabek, Cilegon, Bandung, Serang, Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, dan Bali.

Perusahaan yang bergerak di bidang layanan jaringan komunikasi broadband, termasuk distribusi program televisi dan internet berkecepatan tinggi ini juga berencana menambah 150 ribu home passes dan migrasi 100 ribu tiang di 2022 mendatang. Per akhir 2020 lalu, Link Net berhasil memigrasi 65.1 ribu tiang dan menjangkau 2.68 juta home passes.

Permintaan internet untuk perumahan diyakini oleh Link Net akan tetap kuat berkat pergeseran cara kerja perusahaan berupa work from home (WFH), learn from home, penggunaan e-commerce, dan pertumbuhan layanan telemedicine.

Menurut Marlo, secara keseluruhan 2020 merupakan tahun yang kuat untuk bisnis Link Net meskipun dipenuhi dengan berbagai tantangan akibat pandemi. Total peningkatan pelanggan sebesar 25% dan pelanggan baru berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan 2021 dan seterusnya.

Proyek migrasi Link Net sendiri dinilai berjalan sesuai jadwal, dengan pendanaan yang cukup dan berada di bawah anggaran. Setelah selesai di pertengahan 2022, biaya sewa rental akan hilang dan diharapkan meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan Link Net.

Pertumbuhan pendapatan yang positif pada unit bisnis di kota-kota luar Jakarta diharapkan terus berlanjut hingga 2021 dan seterusnya.



Sumber: investor.id

Di sepanjang kuartal pertama 2021, PT Erajaya Swasembada Tbk...

Pada kuartal pertama 2021 ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk...

Pada kuartal pertama 2021, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (IN...

PT Telkom Indonesia Tbk selaku perusahaan telekomunikasi dan...

Pada kuartal I/2021 PT Medco Energi Internasional Tbk berhas...

Send Message