Rumor Aksi Merger dan Akuisisi di Bisnis Triputra Group

Rumor Aksi Merger dan Akuisisi di Bisnis Triputra Group

Selasa, 22 Jun 2021

Selama satu minggu terakhir, harga saham Triputra Group di bisnis perkebunan terus naik. Saham emiten TPAG ini bahkan sudah naik 11,72% selama sepekan terakhir. Padahal investor asing mencatat penjualan net sell Rp 18,26 M di seluruh pasar sepanjang periode tersebut.

Sementara saham PT Darma Satya Nusantara Tbk (DSNG) naik 16,18% untuk periode yang sama. Di saat bersamaan, net sell di saham ini sebanyak Rp 5,36 M di seluruh pasar. Pada Senin (21/6/2021) saham TPAG menguat 6,72% ke level Rp 715 per saham saat penutupan perdagangan sore hari. Sedangkan saham DSNG menguat 9,8% ke level Rp 560 per saham.

Meningkatnya saham Grup Triputra tak lepas dari rumor aksi merger dan akuisisi yang akan terjadi dalam lingkaran grup bisnis tersebut. Rumor yang beredar adalah TPAG akan membeli sejumlah saham DSNG yang sebagiannya juga merupakan milik TP Rachmat.

Alumni ITB itu merupakan founder Triputra Investindo Arya. Dia adalah pemegang 27,56% atau setara 2,92 M saham DSNG. Triputra Investindo juga memiliki 22,89% atau setara 4,54 M saham TAPG sekaligus menjadi pengendali perusahaan perkebunan tersebut. Jika seluruh prosesnya rampung, Grup Triputra akan menjual TAPG. Sementara itu, Manajemen TAPG belum bersedia memberikan konfirmasinya terkait kabar yang tengah beredar itu.

Akan tetapi, rumor semakin santer setelah TPAG melalui sejumlah anak perusahaannya memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman senilai US$ 453 juta atau setara sekitar Rp 6,34 triliun jelang akhir pekan lalu. Fasilitas yang diperoleh dari OCBC NISP, Bank Mandiri, DBS Indonesia dan CIMB Niaga ini memiliki tenor selama empat tahun.

Presdir TAPG, Tjandra Karya Hermanto dalam keterangan resminya akhir pekan lalu mengungkapkan bahwa dengan penandatanganan perjanjian perpanjangan itu, maka pinjaman diperpanjang hingga 2025.

Sejauh ini, analis CGS-CIMB Fernaldy Tanoko mempertahnkan rekomendasi add dengan target harga Rp 1.050 per saham.

"Potensi re-rating bisa terjadi karena harga CPO yang lebih baik serta adanya tambahan pemasukan dari M&A," kata Fernaldy.

Terlepas dari rumor yang beredar, Yasmin Soulisa selaku analis Ciptadana Sekurita memperkirakan harga dan produksi CPO tahun ini tetap stabil. Menurutnya, DSNG mampu meraup pendapatan Rp 7,6 T dengan laba bersih Rp 539 M hingga akhir tahun 2021. Yasmin mempertahankan rekomendasi buy, namun menurunkan target harga menjadi Rp 710 per saham dari sebelumnya Rp 750 per saham.


Sumber: investasi.kontan.co.id 

Perusahaan investasi milik Grup MNC, PT MNC Investama Tbk. m...

Induk e-commerce Shopee, Manajemen Sea Ltd, yang berbasis di...

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Bank Mandiri...

Istilah Cryptocurrency semakin menjadi perbincangan pasca me...

Likuiditas menjadi salah satu faktor yang selalu menjadi pem...

Send Message