Perusahaan pertambangan PT Adaro Energy Tbk. tetap mempertahankan target produksi batu bara sesuai rencana awal di tengah memanasnya harga batu bara.
Febrianti Nadira selaku Head of Corporate Communication PT Adaro Energy mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada perubahan target rencana produksi yang sudah ditetapkan. Perusahaan juga akan fokus pada efisiensi serta keunggulan operasional.
Senin (5/7/2021) kepada Bisnis, Febrianti mengatakan bahwa masih sama untuk target produksi. Fluktuasi harga batu bara tidak bisa ia kontrol. Untuk itu, ia fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas, serta mempertahankan posisi keuangan yang solid.
Seperti yang diketahui, harga batu bara acuan tercatat menembus sebesar US$ 115,35 per ton pada Juli 2021, mengalami kenaikan sebesar US$ 15,02 per ton dari posisi Juni 2021 yang mencapai sebesar US$ 100,33 per ton. HBA Juli 2021 itu mencetak rekor tertinggi sejak Desember 2011 yang mencapai sebesar US$ 112,67 per ton.
Febrianti menambahkan bahwa perseroan juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang milik perusahaan dengan terus fokus mempertahankan margin yang sehat dan berkelanjutan.
PT Adaro Energy pada tahun ini menargetkan produksi batu bara sekitar 52 juta sampai 54 juta ton. Hingga pada kuartal I/2021, produksi batu bara perseroan turun sebanyak 11% yoy menjadi 12,87 juta ton.
Penjualan batu bara di periode tersebut juga turun sebanyak 13% yoy menjadi 12,59 juta ton. Penurunan itu disebabkan adanya cuaca ekstrim yang dipengaruhi La Nina.
Sumber: market.bisnis.com