Bukalapak Gelar IPO, Antusiasme Tinggi hingga Prospek Mendatang

Bukalapak Gelar IPO, Antusiasme Tinggi hingga Prospek Mendatang

Selasa, 13 Jul 2021
Penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham PT Bukalapak.com (Tbk) (BUKA) sukses diminati investor ritel maupun institusi. Terlebih, Bukalapak merupakan unicorn teknologi pertama yang akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa sejauh ini sambutan terhadap rencana initial public offering sangat baik, termasuk investor institusi. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya kehadiran dan pertanyaan yang muncul dalam public expose.

Head of Wealth Management Division Mirae Asset Sekuritas, Fajrin Noor Hermansyah, menyampaikan bahwa penambahan jumlah nasabah Mirae Sekuritas ada kaitannya efek perusahaan dengan pertanyaan lewat media sosial dan customer service.

Mirae merupakan salah satu penjamin emisi efek (underwriter) yang ditunjuk Bukalapak, selain PT Mandiri Sekuritas, PT UBS Sekuritas Indonesia, dan PT Buana Capital Sekuritas. Saham perseroan juga ditawarkan kepada investor internasional melalui UBS AG cabang Singapura dan Merrill Lynch (Singapore) Pte Ltd, yang bertindak sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners.

Di sisi lain, nasabah Mandiri Sekuritas baru bisa memesan saham BUKA di pasar primer dengan menggunakan mekanisme pooling allotment melalui ipo.most.co.id selama masa penawaran pada 28-30 Juli 2021 mendatang, sesuai dengan tanggal pernyataan efektif dari OJK.

Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, menyampaikan bahwa sebagai saham unicorn pertama, kemungkinan IPO saham akan laris, bahkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Namun dalam jangka waktu menengah dan panjang, investor diimbau tetap melihat kemampuan perusahaan mencetak laba serta menjaga pertumbuhannya dari waktu ke waktu.

Terkait kapitalisasi pasar, diperkirakan bisa menyentuh Rp 88-89 T. Bukalapak bisa berada di 14 besar berdasarkan kapitalisasi pasar di BEI. Dengan asumsi IHSG Rp 7000, maka nilainya sekitar 1.2 tanpa memperhitungkan faktor free float.

Head of Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, memprediksi minat investor terhadap saham Bukalapak cukup besar, terutama dari investor ritel.

Walaupun animo tinggi, investor jangka panjang diharapkan dapat memahami business model dari Bukalapak serta kondisi keuangan di masa mendatang. Investor perlu bersiap terhadap koreksi setelah IPO, seperti preseden IPO bernilai jumbo sebelumnya, layaknya PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Terutama sangat umum tipikal investor yang mengejar IPO dengan harapan naik setelah masuk bursa untuk dijual. ADRO dan ICBP ketika IPO sudah profitable.

Minat investor terhadap saham Bukalapak dipicu prospek bisnis e-commerce yang positif di tengah pandemi. Selain itu sektor teknologi memang naik daun sehingga animo investor dan pasar tinggi terhadap saham di sektor ini, seperti PT Bank Jago Tbk (ARTO) di segmen bank digital.

Dengan target dana mencapai Rp 21.9 T, serapan oleh investor institusi amat diandalkan. Wawan menilai investor institusi akan berfokus ke fundamental dan likuiditas perusahaan. Dengan IPO yang besar, faktor likuiditas seharusnya tak menjadi masalah bagi investor institusi.

Namun demikian, laporan keuangan menyebutkan bahwa Bukalapak masih merugi, ditambah dengan valuasi yang tak murah. Hal tersebut membuat investor institusi masih berpikir panjang sebelum memutuskan untuk membeli saham Bukalapak.

Minat ritel yang tinggi karena harapan setelah IPO harga naik namun IPO sebesar tersebut memerlukan dana institusi jika tak ingin harga turun karena tak ada hold.

Bukalapak dalam prospektusnya menawarkan maksimum 25,765,504,851 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan. Saham baru tersebut mewakili sebesar-besarnya 25% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Saham Bukalapak ditawarkan kepada publik dengan harga penawaran berkisar Rp 780-850 per saham, yang harus dibayar penuh saat mengajukan Formulir Pembelian Saham (FPPS). Jumlah seluruh nilai IPO tersebut sebanyak-banyaknya Rp 21.9 T.

Bukalapak melaksanakan penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow pada 9-19 Juli 2021. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan terbit pada 26 Juli 2021. Selanjutnya, penawaran umum dijadwalkan pada 28-39 Juli 2021, dan pencatatan saham di BEI pada 6 Agustus 2021.



Sumber: investor.id

Tags

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), perusahaan pemegang ri...

PT PP (Persero) Tbk tengah mencari suntikan dana hingga sebe...

Mulai 2021, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan kontrak b...

Pada kuartal pertama 2021, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)...

Sejak kuartal II di 2021 ini, PT Bukit Asam Tbk mengaku seda...

Send Message