Diketahui bahwa transaksi di bursa saham Indonesia mendadak menjadi sepi. Transaksi yang ada saat ini hanya berada di kisaran Rp 8 sampai dengan Rp 10 triliun, jika dibandingkan dengan biasanya yang mencapai Rp 20 triliun per hari.
Selasa kemarin (13/4), Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 175 saham yang naik, 313 saham yang merosot, dan 153 saham yang berada pada posisi stagnan dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,093 triliun, dan volume perdagangan yang mencapai 13,65 miliar saham.
Kabar ini ramai di pelaku pasar yang menyebutkan bahwa transaksi di bursa saham mulai sepi dikarenakan investor beralih ke cryptocurrency, seperti bitcoin, ethereum, ripple, dan lainnya.
Apakah hal ini benar terjadi?
Fendy Susiyanto selaku CEO PT Elkoranvidi Indonesia Investama mengatakan bahwa informasi ini tidak benar. Menurut Fendy, transaksi di bursa saham mendadak sepi dikarenakan dua faktor.
Faktor pertama karena kondisi yang ada di global, terutama AS. Tren penguatan imbal hasil (yield) obligasi AS (US Treasury) yang menyentuh level di atas 1,7% dibandingkan dengan biasanya yang sangat rendah. Dikarenakan kenaikan ini memicu peralihan investor ke pasar obligasi yang memburu yield dengan nilai tinggi.
Lalu, perekonomian AS juga kembali on track, serta inflasi yang mulai meningkat. Hal ini menandakan sudah terjadinya aktivitas ekonomi.
Selasa Malam (13/4/2021), Fendy mengatakan dalam program InvesTime CNBC Indonesia bahwa hal ini yang membuat investor mengurangi porsi portofolionya (net sell asing). Hal ini yang membuat terjadinya penurunan volume transaksi.
Faktor kedua dikarenakan pergerakan harga komoditas. Menurut Fendy, sejak Maret lalu harga komoditas kembali terkoreksi setelah sebelumnya di awal tahun sudah mulai beranjak naik. Seperti harga nikel, batu bara, emas terus turun sejak Desember tahun lalu.
Fendy menjelaskan bahwa ini semua menjadi trigger yang membuat volume transaksi mengalami penurunan. Jadi ada shifting portofolio dan di sisi lain juga melakukan profit taking atau aksi ambil untung.
“Memang ada fenomena yang luar biasa yaitu kenaikan harga dari bitcoin dan lainnya yang luar biasa. Apalagi juga ada tokoh dunia seperti bos pabrikan mobil listrik Tesla, Elon Musk yang bergabung ke kripto sehingga menarik banyak investor,” lanjutnya.
Tetapi, Ferdy mengingatkan kepada para investor terutama milenial yang baru memulai investasi, bahwa bitcoin memiliki keuntungan besar namun juga memiliki risiko yang besar.
Ferdy mengatakan bahwa jangan lupa tentang high return dan high risk.
Ferdy juga mengingatkan kembali, pada 2017 lalu bitcoin juga pernah meningkat tajam, namun kemudian mengalami penurunan yang sangat tajam. Hal inilah yang perlu diwaspadai tidak siap dengan risiko yang tinggi.
Fendy merekomendasikan ke milenial hati-hati jika cepat naik di sini bitcoin, seperti sekarang banyak orang yang bilang jika bitcoin bagus, namun jika terjadi penurunan, maka penurunan juga drastis. Fendy menegaskan untuk hati-hati dan waspada dengan bitcoin.
Sumber: cnbcindonesia.com/investment