PT Widodo Makmur Perkasa selaku perusahaan pangan dan properti berencana melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) menjelang akhir tahun ini. Perusahaan ini merupakan induk dari PT Widodo Makmur Unggas Tbk yang listing di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (2/2/2021).
Dari aksi korporasi ini, perusahaan menargetkan bisa mengantongi dana hingga sebesar Rp 5,5 triliun atau hampir Rp 6 triliun dengan melepas sebanyak 30% saham ke publik.
IPO ini adalah bagian dari rencana pengembangan perusahaan sampai lima tahun ke depan. Diperkirakan, perusahaan akan mengalami kapitalisasi pasar sebesar Rp 18 triliun sampai Rp 21 triliun. Hal ini dikatakan oleh CEO Widodo Makmur Perkasa, Tumiyana.
Pada Jumat (16/4/2021), Tumiyana juga mengatakan kepada CNBC Indonesia bahwa target dananya sebesar Rp 5,5 triliun dengan floating 30%.
IPO ini akan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada Juni 2021 mendatang. Yang artinya, perusahaan ini selambat-lambatnya akan mencatat saham di BEI pada akhir bulan 2021. Hal ini disebutkan oleh Mantan Dirut PT Wijaya Karya Tbk.
IPO induk usaha PT Widodo Mamur Unggar Tbk ini merupakan bagian dari rencana penggalangan dana untuk investasi Rp 10,9 triliun dalam waktu lima tahun, sehingga aksi korporasi ini tidak hanyak berhenti di IPO saja.
Investasi yang dimaksud adalah untuk meningkatkan fasilitas produksi dan penanaman jagung. Nantinya, perusahaan akan bisa melakukan cost reduction di produksi poultry dan daging sapi. Hal ini dijelaskan oleh Tumiyana.
Perusahaan ini berdiri dengan cikal bakal koperasi pada tahun 1995 lalu di Klaten dengan latar belakang bisnis penggemukan sapi. Kemudian, perusahaan ini berkembang dan mulai impor sapi dari Australia. Hal ini dilansir dari website resminya.
Sampai saat ini, perusahaan sudah menjalankan setidaknya 6 lini bisnis melalui anak usahanya. Anak usaha ini antara lain livestock, bisnis daging yang melakukan usaha dimulai dari rumah potong, supply daging, hingga produksi pangan.
Kemudian ada juga bisnis food yang fokus pada produksi beras, lini beras poultry mulai dari breeding dan penetasa, produksi pakan ayam, dan commercial farm. Pada bisnis properti, perusahaan ini membangun apartemen, rumah tapak, jasa konstruksi, hingga eksplorasi minyak bumi atau energi alam. Dan yang terakhir adalah bisnis capital.
2 Februari lalu, anak usaha yaitu WMUU juga berhasil tercatat di papan perdagangan bursa, papan utama lebih tepatnya.
Anak perusahaan ini melepas sebesar 15% saham ke publik, yang sebelumnya diturunkan dari sebesar 35%.
Saham WMUU ini terpantau naik sebesar 22,22% ke level Rp 200 per saham atau mengalami kenaikan 42 poin sesudah ditransaksikan sebesar 26.709 kali dengan volume 467 juta saham. Hal ini terjadi saat debut perdana melantai di bursa kala itu.
Pada perdagangan sesi pertama, Jumat (16/4/2021), saham WMUU mengalami kenaikan 10,48% di posisi Rp 232/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 3 triliun. WMUU dalam gelaran IPO juga menetapkan saham di angka Rp 180/saham.
Sumber: www.cnbcindonesia.com