Pada tahun lalu, bisnis program pensiun iuran pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan milik PT Bank Negara Indonesia Tbk laris manis. Pada penghujung 2020 lalu, BNI Simponi bersama DPLK ini memiliki dana kelolaan sebesar Rp 22,26 triliun.
Pada tahun lalu, BNI Simponi menjadi market leader dari 24 penyelenggara DPLK. Berdasarkan data DPLK, dana kelolaan yang dimiliki bank milik negara ini menguasai pangsa pasar industri sebanyak 20,66%.
Senin (19/4), Henry Panjaitan selaku Direktur Treasury dan International BNI mengatakan bahwa kunci keberhasilan beriventasi adalah sebuah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran kecil pun akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal dari hasil BNI Simponi lebih optimal dibandingkan dengan produk lainnya.
Henry Panjaitan juga menambahkan bahwa bagi milenial yang ingin menyiapkan dana pensiun dapat memilih BNI Simponi karena terbilang mudah. Henry juga menyebut selain aman, para anak milenial juga bisa memilih usia pensiun normal sekurang-kurangnya di usia 40 tahun.
Hal ini diartikan jika di masa depan, para milenial membutuhkan tambahan dana modal usaha. Dikarenakan dana bisa dicairkan pada usia normal yaitu 40 tahun atau pada usia pensiun yang dipercepat yaitu 10 tahun lebih cepat dari usia normal.
Sehingga para milenial bisa merasakan dana ini di masa yang sangat produktif untuk usaha atau bahkan melanjutkan investasi masa depan untuk bekal hari tua.
Alif Pasaleori selaku Senior Pension Program Specialist BNI juga sepakat menjelaskan bahwa kini para milenial yang memiliki usia produktif atau sekitar 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun.
Begitu pun dengan Dian Dinarwati selaku Senior Pension Program Specialist BNI yang juga menyebutkan bahwa ada empat hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan investasi dana pensiun.
Yang pertama adalah momentum waktu. Hal ini dikarenakan semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil juga nominalnya.
Kedua adalah nominal iuran yang berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk dana pensiun. Kunci utama untuk melakukan iuran ini adalah disiplin, karena akan berubah menjadi sebuah mindset. Apabila sudah berubah menjadi mindset, hal ini tidak akan dipakai terlebih dahulu, tetapi akan dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan pada pos investasi dana pensiun.
Selanjutnya adalah bagaimana pengelolaan dana pensiun. Dalam hal ini, Dian Dinawarti menyampaikan bahwa DPLK BNI ini sudah established mulai tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di DPLK ini dan juga memiliki experienced dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI ini.
Yang terakhir adalah investasi dana pensiun semata-mata tidak ditargetkan untuk memperoleh hasil yang tinggi. Hal ini dikarenakan saat mengejar hasil yang tinggi, yang terjadi adalah memiliki risiko yang juga tinggi.
BNI Simponi menyediakan paket investasi sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu terdiri dari tujuh paket, termasuk paket syariah.
Yang pertama ada paket investasi Simponi Progresif, 50% obligasi dan 50% lagi Resakdana. Ada juga imbalan hasil sebesar 2,55% di tahun lalu. Kedua, paket investasi Simponi Berimbang Syariah, 50% Deposito dan/atau Pasar Uang dan/atau Obligasi Syariah dengan 50% Resakdana Syariah. Adapun imbalan hasil sebesar 3,55% pada tahun lalu. Yang ketiga adalah paket investasi Simponi Berimbang, termasuk 50% Deposito dan/atau Pasar Uang dengan 50% Resakdana. Adapun imbalan hasil sebesar -1,52% pada tahun lalu. Keempat adalah paket investasi Simponi Moderat, 50% Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 50% Obligasi. Ada juga imbal hasil sebesar 7,54% pada tahun lalu.
Yang kelima, paket investasi Simponi Likuid Syariah, termasuk 50% Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 50% Obligasi. Adapun imbalan hasil sebesar 7,18% pada tahun lalu. Keenam, paket investasi Simponi Likuid Plus, yaitu 75% Deposisto dan/atau Pasar Uang, dan 25% Obligasi. Tahun lalu, adapun hasil imbal sebesar 7,03%. Yang terakhir adalah paket investasi Simponi Likuid, yaitu 100% Deposito dan/atau Pasar Uang dengan imbalan hasil sebesar 6,51% pada tahun lalu.
Sumber: keuangan.kontan.co.id