Akibat pandemi virus corona, sektor lahan industri mengalami tekanan berat pada tahun lalu. Sehingga diharapkan perbaikan ekonomi kembali tumbuh ke level pra pandemi di sektor ini.
Berdasarkan analis Sucor Sekuritas, Joey Faustian, kinerja emiten sektor lahan industri tahun ini dipimpin oleh PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), karena tak memiliki utang dan memiliki lahan yang cukup besar yaitu lebih dari 1200 ha. Perseroan tersebut juga bisa mengganti lahannya untuk industrial, komersial,dan residensial sesuai dengan kebutuhan.
Joey menambahkan bahwa DMAS bisa berfokus di sektor industrial terlebih dahulu jika residen belum pasti, namun jika banyak pabrik beroperasional tentu bisa mulai merambah ke residensialnya. Terutama didukung komersial area yang telah dibeli sebanyak 10 ha oleh AEON sejak 2015 dan diperkirakan mulai dibangun tahun depan.
Selain DMAS, Joey juga melihat potensi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan adanya Subang Smartpolitan, walau termasuk proyek jangka panjang karena SSIA masih membangun infrastruktur dasar dan menunggu Pelabuhan Patimban beroperasi.
Karena masih bergantung pada Tanjung Priok, diharapkan Patimban menjadi pelabuhan otomotif dan bisa pick up kapasitas, sehingga otomatis Subang yang berlokasi dekat akan menjadi industrial estate yang menarik.
Harga tanah Subang yang lebih murah juga berpotensi cukup besar walau masih membutuhkan setidaknya dua tahun ke depan untuk bisa beroperasi.
Sementara itu, bagi Joey untuk saat ini saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dianggap kurang menarik. Hal tersebut dikarenakan tak ada pembukuan penjualan lahan di tahun lalu. Lokasi BEST yang berada di Bekasi dan paling dekat dengan Jakarta menyebabkan harganya mendekati Rp 3 juta per m2 sehingga cukup sulit melakukan penjualan.
Sumber: investasi.kontan.co.id