Pria yang dikenal sebagai Warren Buffett Indonesia atau Lo Kheng Hong merupakan investor kawakan dengan banyak keahlian di bidang investasi saham.
Tak hanya handal melihat dalam melihat peluang di pasar saham Indonesia, Lo Kheng Hong ternyata juga pernah mengalami titik terendah atau masa-masa sulit dalam hidupnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Pak Lo, sapaan akrabnya, ketika diwawancarai oleh dosen Universitas Prasetia Mulya sekaligus Founder Hungry Stocks Academy, Lukas Setia Atmaja.
Pak Lo menceritakan bahwa pengalaman terburuknya adalah saat membeli saham BUMI dalam jumlah besar dan nilai sahamnya turun ke Rp 50. Namun demikian, beliau menganggap dirinya beruntung karena memiliki kekuatan untuk tidak menjual saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tersebut, bahkan membeli lebih banyak saham dari perseroan milik grup Bakrie ini.
Dalam sesi wawancara yang diunggah di akun instagram Lukas Setia Atmaja tersebut, Pak Lo juga memaparkan bahwa ketika masa sulit ia tak pernah merasa miskin, bahkan ketika temannya telah mengklaim kebangkrutannya lantaran nilai saham BUMI yang anjlok. Beliau masih berpikir positif, terutama karena namanya masih tercantum di daftar pemilik saham Petrosea. Harga Petrosea per lembar saat ini adalah Rp285, namun nilai buku per sahamnya di atas Rp 2000.
Lo Kheng Hong tak menyangkal bahwa ia kehilangan banyak uang saat itu. Namun demikian, ia mengaku beruntung dapat berpikir positif meski berada di posisi terendah hidupnya. Ia tak berfokus pada banyaknya harta yang hilang, namun berfokus pada banyak harta yang tersisa dan menanamkan mindset ia masih lebih kaya dibandingkan banyak orang lain yang kurang beruntung. Hal tersebut bisa membuatnya tak stres.
Terlebih ketika dalam titik terendah tersebut, Lo Kheng Hong justru memperoleh ilmu terhebat. Terutama ilmu sahamnya bertambah dan semakin hebat.
Sejak saat itu, Lo Kheng Hong menjadi berhati-hati dan berfikir lebih lama saat membeli saham.
Sumber: market.bisnis.com