Ketika kita tahu goal kita dalam berinvestasi, baru kita bisa tahu produk / saham apa yang menunjang tercapainya goal kita. Misal goal jangka pendek (kurun waktu < 1 tahun) tidak cocok jika kita membeli saham2 yang beresiko tinggi, tapi lebih cocok dimasukkan instrument investasi seperti deposito atau reksadana pasar uang.
Berikut adalah contoh membuat goal dalam berinvestasi :
- Tujuan investasi : Membeli Rumah Seharga 1M
- Jangka Waktu : 5 Tahun
- DP Rumah : 30% (300 juta rupiah)
- Dana yang disiapkan setiap bulan : 300jt / (5 tahun x 12 bulan ) = 5juta rupiah
Untuk kasus di atas, karena jangka waktu hanya 5 tahun dan memperhitungkan harga rumah yang terkena inflasi, maka investor akan memilih untuk berinvestasi saham setiap bulannya sebesar 5jt yang dibelikan saham-saham dengan resiko moderat, dengan harapan 5 tahun kemudian uang nya dapat bertumbuh minimal mencapai 300jt sehingga cukup digunakan membayar DP rumah tersebut.