Sepanjang kuartal I 2021, perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mengalami penurunan kinerja keuangan. Hal ini berdasarkan laporan keuangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (28/4/2021).
HMSP mencatat penurunan laba bersih sebesar 22,13% menjadi Rp 2,59 T per 31 Maret 2021. Pada kuartal I 2020 laba bersih emiten ini sebesar Rp 3,32 T. Merosotnya laba bersih itu sejalan dengan turunnya penjualan dan pendapatan usaha 0,55% menjadi Rp 23,56 T pada kuartal I 2021, dari sebelumnya Rp 23,69 di kuartal I tahun sebelumnya.
Dari penjualan lokal, segmen sigaret kretek mesin (SKM) menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebanyak Rp 15,68 T. Sementara dari ekspor menyumbang Rp 35,22 miliar dari total pendapatan bersih.
Adapun pada posisi kedua SKT (sigaret kretek tangan) meraih pendapatan sebesar Rp 5,32 T. Sedangkan SPM (segmen sigaret putih mesin) meraup pendapatan Rp 2,32 T dan SPT (sigaret putih tangan) Rp 36,65 T.
Sementara itu, pada triwulan I 2021, beban pokok penjualan naik 3,92% sebesar Rp 23,56 T dari Rp 17,82 di periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang triwulan pertama 2021, aset emiten juga turun 7,55% menjadi Rp 45,92 T.
Selain itu, liabilitas HMSP juga menurun 32,73% menjadi Rp 13,07 T di kuartal I 2021 dari Rp 19,43 T pada akhir Maret tahun lalu. Kemudian, ekuitas perusahaan naik 8,61% dari Rp 30,24 T pada triwulan I tahun lalu menjadi Rp 32,85 T pada triwulan I 2021.
Manajemen emiten mengakui bahwa penurunan daya beli masyarakat dan perubahan prioritas belanja konsumen ini disebabkan oleh dampak pandemi covid serta kebijakan PSBB. Hal ini berdampak pula pada penurunan volume industri rokok dan perubahan preferensi konsumen rokok ke produk yang lebih terjangkau harganya di Indonesia.
Sebagai informasi, saham HMSP ditutup naik 2,32% ke Rp 1.325/saham pada Rabu (28/4/2021). Penguatan ini disertai aksi beli bersih oleh asing sebanyak Rp 136,82 juta.
Sumber: cnbcindonesia.com