Tangerang, Investor.id - Dalam laporan kinerja keuangan kuartal I (tidak diaudit), Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 10,3 triliun PT Unilever Indonesia, Tbk mencatat laba bersih sebesar RP 1,7 triliun. Penopang utama pertumbuhan Unilever Indonesia pada kuartal pertama ini adalah sektor bisnis makanan yang bertumbuh 3,7%.  Kendati secara penjualan domestik melambat 7,6%. Pandemi Covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat menjadi tantangan pertumbuhan di industri konsumer.
Unilever Indonesia berhasil mencatat laba bersih dan meningkatkan marjin laba sebelum pajak karena perseroan melakukan optimalisasi dalam berberapa aspek termasuk penekanan biaya operasional. Dalam menghadapi pandemi yang berkepanjangan, Presiden Direktur Unilver Indonesia Ira Noviarti menyampaikan bahwa Perseroan tetap berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang yang ditentukan dengan tiga prioritas utama yaitu keselamatan dan kesejahteraan karyawan, ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan berkontribusi pada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah agar negara Indonesia segera bangkit menjadi lebih kuat pasca pandemi.
Melihat penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak dari resesi yang berkepanjangan ini, aspek preferensi harga dan ukuran kemasan yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat dijadikan perhatian oleh Perseroan di masa pandemi seperti misalnya Lifebouy sabun cair kemasan menjadi Rp5.000,- (harga rekomendasi) dan Bango kemasan menjadi Rp3.000,- (harga rekomendasi). Di samping itu, di kuartal 1 2021 Perseroan juga meluncurkan berbagai inovasi untuk menjawab preferensi kebutuhan konsumen di masa pandemi, di antaranya Pepsodent Sensitive Mineral Expert, Zwitsal Hypoallergenic Formulation, dan peluncuran kembali Buavita dengan formulasi baru yang mengandung 100% Vitamin C kebutuhan harian yang  membantu jaga daya tahan tubuh.
Perseroan mendapat kepercayaan dari induk usaha Unilever global untuk menjadi pusat pengembangan produk untuk konsumen muslim melalui Unilever Muslim Centre of Excellence (MCOE) yang diluncurkan baru-baru ini, imbuh Ira. Secara nasional, pemerintah masih mencatatkan pertumbuhan yang positif pada sektor industri halal, khususnya produk makanan, farmasi, kosmetik, dan kebutuhan rumah tangga. Inovasi ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah karena sejalan dengan visi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2024. Lewat Unilever MCOE,
Perseroan diharapkan mampu menjawab kebutuhan konsumen muslim di Indonesia, dan sekaligus menangkap peluang ekspor ke pasar global. Perseroan tetap menjaga konsistensi untuk berkontribusi nyata untuk masyarakat Indonesia melalui berbagai program. Misalnya, menjaga kebersihan 3.000 masjid di penjuru tanah air selama bulan Ramadhan dengan bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI). “Meski masih penuh tantangan, tahun 2021 juga diharapkan menjadi tahun pemulihan.
Perseroan yakin bahwa dengan perbaikan kondisi kesehatan secara umum seluruh aspek perekonomian akan berangsur pulih dan kembali bertumbuh ke arah positif. Dengan mengandalkan inovasi yang tepat sasaran memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan terus beriorientasi pada pertumbuhan jangka panjang, kami optimis bahwa Perseroan dapat mengatasi berbagai tantangan dan siap menyambut dengan maksimal begitu momentum pemulihan ekonomi tiba,” Tutup Ira.